“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”

Breaking News

HIDUP HARUS SIAP BERBEDA

Kehidupan merupakan anugrah Tuhan untuk makhluk-Nya. kehidupan satu satunya modal untuk berbuat, beramal, dan berkarya. Tanpa kehidupan, tidak akan bisa berbuat, beramal, dab berkarya. Oleh karena itu, kehidupan meruapakan hal yang terpenting bagi seorang hamba untuk dapat mengabdi, beribadah kepada sang Khaliq. Selama hamba itu mempunyai kehidupan maka saat itu juga dan dimanapun juga penghambaan dan pengabdian bisa dilakukan oleh semua mahkluk kepada Tuhan-Nya. 

Kehidupan tidak lepas dari lingkungan dimana makhluk itu berada, baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Semuanya akan terpengaruhi oleh lingkungannya. Sehingga lingkungan selalu dapat membentuk sifat, karakter, dan kebiasaan semuanya, terutama manusia. Menurut pepatah arab, bahwa manusia itu adalah anak lingkungannya (ibnu biatih). Maksudnya, semua manusia dari sejak zaman Nabi Adam, manusia pertama sampai sekarang terbentuk sifat, karakter, dan kebiasaannya oleh lingkungan mereka berada. Seiring dengan bertambahnya manusia, maka bertambah luas pula lingkunganya.

Lingkungan atau tempat manusia hidup di belahan dunia ini, sudah lebih dahulu mempunyai karakter berbeda, baik situasi maupun kondisinya. Dunia saja dari segi geografis adalah daratan dan lautan. Daratan juga terdiri dari benua asia, amerika, afrika, dan autralia. Begitu juga Lautan, terdiri beberapa samudra. Itu semua merupakan lingkungan dimana manusia ketika hidup disitu maka akan terbentuk sifat dan karakter. 

Dengan demikian, semua makhluk terutama manusia yang diberi akal untuk berfikir oleh Allah, tidak lepas dari lingkungan kehidupannya. Lingkungan itu sendiri yang merupakan alam adalah makhluk ciptaan Tuhan juga. Sehingga dari lingkungan yang berbeda-beda, bermacam-macam itu melahirkan manusia yang bermacam-macam sifat dan karakter, tetapi tetap semua memiliki persamaan, yaitu sama-sama manusia yang ciptakan dengan kasih sayan-Nya Allah SWT dan dierikan oleh-Nya akal fikiran yang bisa menyikapi perbedaan perbedaan yang mereka miliki untuk tetap satu tujuan hidup, yaitu mengabdi kepada sang-Kholiq. 

Dengan akal fikiran yang hanya dimilikinya, manusia dapat mengidentifikasi kebaikan dan kebenaran yang ada di lingkungannya. Sehingga dengan akalnya, manusia juga bisa bertoleran, saling mengerti, dan saling memahami, saling menghormati, dan saling menghargai. Bukan berarti harus mengikuti, meniru, dan membuntuti. Karena perbedaan bukan berarti penyimpangan, tetapi perbedaan semata-mata beragam untuk meraih kebaikan. 

 

Tidak ada komentar